REFLEKSI
Nama/NIM :
Yuliana/20703261052
Pertemuan :
10
Hari/Tanggal :
Kamis, 15 April 2021
Pengampu :
Prof. Dr. Marsigit, M.A
“ Sudahkah, Peneliti Meneliti? ”
Apakah penelitian itu? Penelitian sebagai
ilmu memiliki 3 pilar, yaitu ontologis, epstimologis, dan aksiomologis. Secara
umum, ada perbedaan mendasar mengenai karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa
S1, S2, dan S3. Beginilah perbedaan ketiganya. Skripsi lebih menekankan kepada
mahasiswa untuk berlatih statistika (metode penelitian) dan menulis karya tulis
dengan kaidah yang benar. Semenatar itu, Tesis lebih menekankan kepada
mahasiswa untuk unjuk kebolehan statistika. Adapun, penelitian desertasi (S3)
seharusnya menekankan kepada membangun teori dan membangun hidup.
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas penelitian
mahasiswa? Ada dua cara dalam meningkatkan kualitas penelitian, yaitu cara
ekstensi (diperluas) dan intensi (diperdalam). Beberapa aspek yang dapat
digunakan dalam memperdalam dan memperluas penelitian, antara lain variabel, kerangka
berpikir, metodologi, teknik analisis, memperluas skala penelitian, dan
memperdalam subjek penelitian. Contoh suatu penelitian perkembangan kognitif
seorang anak dapat diperdalam analisisnya. Walaupun hanya dengan subjek 1 orang
anak, akan tetapi sangat dalam diteliti selama
5 tahun. Jenis penelitan semacam ini termasuk dalam penelitian longitudinal.
Apabila dikelompokkan menurut skala penelitian, penelitian terbagi atas
penelitian skala kecil, penelitian skala medium, dan penelitian skala besar.
Efektivitas penelitian skala besar/skala nasional/internasional menggunakan,
dengan multi metode analisis, ataupun multi level analisis.
Seperti apakah seharusnya penelitian itu?
Salah satu pendapat menyebutkan bahwa muara dari suatu penelitian yaitu metode
filsafat. Metode filsafat mengatasi semua ilmu. Metode filsafat terdiri atas: hermenetika,
grounded teori, dan fenomonologi. Ketiga metode ini memiliki ciri
masing-masing. Hermenutika memiliki muara untuk membangun hidup, grounded teori
memiliki muara untuk membangun teori yang sudah ada dengan menggabungkan antara
studi kasus dan survei, sedangkan fenomologi memiliki muara dalam abstraksi dan
idealisasi. Abstraksi memiliki arti bahwa hidup itu untuk memilih dan dipilih sedangkan
idealisasi memiliki arti mengambil suatu keputusan atau kesimpulan. Hal ini
didapat dicontohkan bahwa hari ini saya mengikuti perkuliahan kajian kurikulum bersama.
Dari ilustrasi ini menggambarkan bahwa mengikuti perkuliahan merupakan suatu
idealisasi, sedangkan kuliah kajian kurikulum menjadi suatu pilihan hari ini daripada
pilihan-pilihan lain. Metode-metode yang digunakan oleh para filsuf, antara
lain etnografi dan kualitatif. Etnografi yaitu komunikasi sosial, terdiri dari rekaman,
wawancara, ataupun gabungan keduanya. Dari penjelasan ini menggambarkan bahwa variabel,
subjek, metode, analisis, lokasi, dan tujuan penelitian merupakan suatu pilihan
peneliti yang harus dipertimbangkan dengan tepat.
Mengapa suatu penelitian harus membangun
hidup manusia? Hidup adalah interaksi dari keseluruhan, interaksi mata
dengan tangan, manusia dengan Tuhan, Tuhan dengan ciptaan, interaksi manusia
dengan lingkungannya, dan sebagaianya. Hidup
manusia dapat diilustrasikan sebagai 2 garis berbeda, yaitu garis siklik dan
garis linear (lurus). Garis siklik berbentuk spiral dan berubah-ubah bentuknya,
yang menggambarkan bahwa hidup itu merupakan suatu kemungkinan dimasa depan dan
belum tentu sesuai dengan harapan, misalnya nanti sore berbuka puasa dengan
keluarga, 3 tahun akan datang lulus kuliah S3, dan sebagainya. Sementara itu, garis
linear menunjukkan garis lurus, yang menggambarkan bahwa hidup bersifat lurus
dan pasti. Garis lurus berarti bahwa peristiwa masa lalu itu merupakan kehidupan
yang tidak bisa diulang pada hari ini, misalnya tadi pagi tidak sahur, seminggu
yang lalu mengikuti perkuliahan kajian kurikulum dengan materi menyusun peta
konsep kurikulum, dan sebagainya. Oleh karena itu, suatu penelitian seharusnya
dapat bermanfaat membangun hidup masa depan dengan menggunakan referensi atau
penelitian-penelitian masa lalu dari orang lain. Hal ini sesuai dengan prinsip hermenetika of life, dalam bahasa Jawa
disebut Cakra mangilingan. Hal ini terlihat dari pola spiral, yang berarti bahwa
hidup kadang berada di atas, kadang pula berada di bawah, ada kalanya sesuai
harapan, adakalanya tidak sesuai harapan, dan sebagainya.
Dimanakah penelitian-penelitian kita saat
ini? Sifat keilmuan bisa tergambar seperti gunung atau bertingkat, seperti
ilmu pengetahuan, ekonomi, kekuasaan, dan sebagainya. Semakin tinggi ilmu maka
semakin pintar, semakin tinggi ke atas kekuasaan maka tinggi pula tanggung
jawab yang harus diembannya, dan
sebagainya. Matematika merupakan ilmu paling dekat dengan filsafat. Matematika merupakan
cabang dari falsafat. Dalam filsafat dikenal dua istilah, yaitu mitos dan
logos. Mitos berarti tidak mau memikirkan, logos berarti memikirkan. Dari
istilah ini menggambarkan bahwa hidup itu sebenarnya berjuang melawan suatu mitos
menuju logos. Hal ini bisa tergambarkan
gelas terisi sedikit terisi air dan sebuah gelas yang terisi dengan penuh air.
Sedikit air dalam gelas tersebutkan menggambarkan bahwa mitos lebih menguasai
logos dalam hidup seseorang. Berbeda dengan gelas kedua yang berisi penuh air
yang menggambarkan bahwa kehidupan seseorang dipenuhi banyak ilmu (logos
menguasai mitos). Oleh karena itu, dalam perkembangan ilmu dikenal dengan aliran
rasionalisme dan empirisme. Adapun kehidupan
dunia sekarang ini terbelah dari 2 macam bagian, yaitu bagian absolut terdiri
dari rumus-rumus ketat yang sudah ditemukan dan manusia mengikutinya, dan
bagian kontrukstif membangun dunia baru berdasarkan rumus yang sudah ada. Nah, dimanakah
bagian penelitian-penelitian kita saat ini?
Ibrah dari perkuliahan
:
Setelah mengikuti perkuliahan hari
ini maka dapat tergambar bagaimanakah suatu penelitian yang benar dan baik itu.
Penelitian mahasiswa (secara khusus) itu seharusnya dapat bermanfaat untuk
membangun kehidupan masyarakat. Inilah penelitian dalam arti yang sebenarnya.
Semoga
bermanfaat, maaf dan terima kasih.
0 Komentar