REFLEKSI

Nama/NIM      : Yuliana/20703261052

Pertemuan       : 11

Hari/Tanggal   : Kamis, 22 April  2021

Pengampu       : Prof. Dr. Marsigit, M.A

Persiapan Diri dalam Penelitian 

            Apakah penelitian itu? Penelitian sebagai ilmu memiliki 3 pilar, yaitu ontologis, epstimologis, dan aksiomologis. Setiap penelitian bidang pendidikan, merupakan penelitian kurikulum. Penelitian harus memenuhi validitas konten dan validsasi kontruks. Secara umum, ada perbedaan mendasar mengenai karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa S1, S2, dan S3. Beginilah perbedaan ketiganya. Skripsi lebih menekankan kepada mahasiswa untuk berlatih statistika (metode penelitian) dan menulis karya tulis dengan kaidah yang benar. Semenatar itu, Tesis lebih menekankan kepada mahasiswa untuk unjuk kebolehan statistika. Adapun, penelitian desertasi (S3) seharusnya menekankan kepada membangun teori dan membangun hidup.

            Banyak yang mengharapkan dari penelitian ini. Siapakah? Lembaga, masyarakat, keilmuan, pengguna, teknologi, maupun spiritual sangat menaruh harapan besar terhadap  hasil penelitian kita. Apa yang yang harus dipersiapkan terhadap penelitian? Membaca mem baca, dan membaca. Secara ilustrasi, menuang air dalam gelas hingga penuh sehingga airnya melimpah tumpah dari gelas. Seperti itulah analogi dari suatu ilmu, yang tergambar pada air yang tumpah mengartikan bahwa banyaknya  ilmu dan teori yang perlu dipersiapkan oleh seseorang sebelum melakukan penelitian. Selain itu, komunikasi yang baik sangat diperlukan antara pembimbing dengan peneliti. Komunikasi itu bahasa. Agar penelitian berjalan dengan baik, maka komunikasi antara pembimbing dengan mahasiswa harus berjalan secara sehat. Pembimbing itu bertanggung jawab atas karya dari mahasiswa yang dibimbingnya. Komunikasi yang kurang sehat antara peneliti dengan pembimbing akan berakibat kurang lancarnya proses penelitian tersebut. Secara keseluruhan bangsa Indonesia, bangsa yang sedang mencari jati diri. Salah satu cirinya adanya komunikasi yang tidak sehat atau radik. Radik dalam matematika berarti akar, dalam filsafat radik berarti sedalam-dalamnya, dalam politik radikal berarti dasar dan landasan bangsa. Di Indonesia berkembang komunikasi tidak sehat. Perbedaan motivasi dan komunikasi tidak sehat. Bangsa Indonesia sudah terbukti dapat mengatasi persoalahan seperti anarki dan radikal. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang hebat. Jika tidak hebat bangsa Indonesia sudah menjadi Negara seperti Jepang, Belanda, India, Cina, Arab, maupun Amerika. Bangsa Indonesia merupakan bangsa berbudaya yang mempunyai budaya komunikasi. Oleh karena itu dapat dikatakan sumber persoalan bangsa Indonesia dikarenakan bahasa.



Sumber Gambar : ttps://bimba-aiueo.com

            Rumusan masalah ditulis dahulu. Pentingnya intuisi. Banyak membaca memperkaya intuisi. Intuisi merupakan suatu pengalaman dari hasil membaca. Sehebat-hebat apapun, tidak lepas dari instiusi. Karya adalah suatu proses. Tidak ada yang tidak bisa, tidak ada istilah bodoh, yang ada hanyalah tidak tepat ruang dan waktu.

Penelitian dapat diperluas dan diperdalam metodenya. Dalam filsafat, paling utama muncul grounded teori. Apa sebenarnya grounded teori? Grounded teori berarti mengkonstruksi pengetahuan, atau metode penelitian dengan menggabungkan studi kasus dan survei. Kemudian, muncul hermeneutika, dan fenomonologi. Esensi hermeneutika adalah interaksi antara semua unsur yang berjalan dari kurun waktu lampu dan yang akan datang. Hidup adalah hermenutika, seperti batu, ulat, dan sebagainya. Pada hakikat hermeneutika adalah hidup. Sementara itu fenomonologi terdiri atas abstraksi dan idealisasi. Abstraksi memiliki arti  bahwa hidup itu untuk memilih dan dipilih sedangkan idealisasi memiliki arti mengambil suatu keputusan atau kesimpulan

            Banyak tokoh-tokoh yang meniru karya filsuf. Contohnya, metode kritis diturunkan dari filsafat kritis oleh Immanuel Kant. Pikiran murni atau filsafat kritis sangat diperlukan dalam suatu untuk penelitian. Pikiran murni terdiri dari sintetik (hubungan sebab akibat antara benda/persepsi dengan benda/persepsi, kejadian dengan kejadian), apostiori (paham setelah melihat), dan analitik (hubungan antar konsep), dan apriori (dijalankan/diprediksikan).

 

Semoga bermanfaat, maaf dan terima kasih.